TDS adalah singkatan dari Total Dissolve Solid yang dalam Bahasa Indonesia berarti Jumlah Zat Padat Terlarut. TDS merupakan indikator dari jumlah partikel atau zat tersebut, baik berupa senyawa organik maupun non-organik. Pengertian terlarut mengarah kepada partikel padat di dalam air yang memiliki ukuran di bawah 1 nano-meter. Satuan yang digunakan biasanya ppm (part per million) atau yang sama dengan miligram per liter (mg/l) untuk pengukuran konsentrasi massa kimiawi yang menunjukkan berapa banyak gram dari suatu zat yang ada dalam satu liter dari cairan. Zat atau partikel padat terlarut yang ditemukan dalam air dapat berupa natrium (garam), kalsium, magnesium, kalium, karbonat, nitrat, bikarbonat, klorida dan sulfat.
Hal ini dimungkinkan karena tempat atau aliran dari air tersebut yang mengandung mineral. Secara natural, tanah maupun bebatuan memiliki kandungan mineral yang beragam. Jika air mengalir melalui tanah dan bebatuan, maka air akan ikut membawa muatan partikel tersebut secara alami. Hal ini juga berlaku jika air tersebut mengalir pada kawasan yang tercemar limbah. Baik itu limbah rumah tangga, maupun limbah industri. Sehingga, otomatis partikel-partikel yang terkandung dalam limbah akan ikut terbawa.
Menurut WHO (World Health Organization), kandungan mineral dalam air tidak akan berpengaruh terhadap kesehatan selama air masih dikategorikan tawar. Meski begitu, WHO menetapkan standar kandungan padatan terlarut dalam air minum yang terbagi menjadi beberapa kriteria level.
KANDUNGAN TDS (mg/l) | Penilaian Rasa Air |
Kurang dari 300 | Bagus sekali |
300 – 600 Baik | Baik |
600 – 900 | Bisa diminum |
900 – 1.200 | Buruk |
900 – 1.200 | Berbahaya |
Tidak. Sampai sekarang, masih terjadi perdebatan tentang apakah air yang memiliki kadar TDS 0 (nol) atau sama sekali tidak mempunyai kandungan mineral di dalamnya adalah yang terbaik bagi kesehatan. Namun WHO sebagai Organisasi Kesehatan Dunia yang diakui saat ini mempunyai pandangan lain terhadap kualitas air minum tersebut. Menurut WHO, dengan meminum air tanpa mineral (seperti air hasil penyulingan yang diolah oleh teknologi RO (Reverse Osmosis) bisa mengakibatkan beberapa hal ini pada tubuh manusia yang mengkonsumsinya, diantaranya:
Namun, walaupun TDS sendiri mungkin hanya faktor estetis (rasa) dan teknis, kadar padatan yang tinggi juga merupakan indikator bahwa kontaminan berbahaya, seperti zat sulfat dan bromida arsenik juga dapat hadir di dalam air tersebut. Hal ini terutama berlaku bila air terkontaminasi dengan limbah, baik limbah rumah tangga maupun dari limbah industri. Pengujian lebih lanjut tentang kandungan padatan terlarut dalam air lebih disarankan jika realitanya air yang digunakan banyak menyebabkan penyakit di sekitar atau di wilayah yang dilaluinya, dan terdapat endapan berwarna (hijau, hitam, putih, biru, jingga) pada peralatan rumah tangga. Walaupun begitu, pengujian di laboratorium tetap disarankan jika bertemu kondisi-kondisi diatas.
Setidaknya ada tiga cara menurunkan kadar Total Dissolved Solids dalam air minum.
Pertama: dengan menggunakan metode Reverse Osmosis. Metode RO atau Reverse Osmosis merupakan metode dimana air akan disuling untuk memisahkan antara air dengan zat-zat yang terkandung di dalamnya. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, metode RO tidak disarankan oleh WHO karena memang menyapu bersih hampir semua zat pelarut, termasuk mineral kalsium dan magnesium yang tergolong sehat.
Kedua: dengan memanfaatkan air hujan untuk air minum. Air hujan yang jatuh langsung ke dalam wadah seharusnya bisa dikatakan bebas dari mineral atau TDS. Namun, Dr. Allen E. Banik dalam bukunya “The Choice is Clear” (1991) mengatakan bahwa; “Seharusnya hujan yang jatuh itu terbebas dari zat atau mineral apapun, tetapi kondensasi yang terjadi pada awan hujan, apalagi pada zaman sekarang, tidak murni berisi uap air yang disebabkan oleh panas sinar matahari, tetapi juga partikel-partikel polusi yang ikut mengendap bersamanya”.
Ketiga: dengan filter air Nazava. Filter air Nazava dilengkapi dengan filter keramik yang memiliki pori-pori sangat kecil yaitu 0,4 micron sehingga mampu secara efektif menyaring semua kotoran dan bakteri yang terdapat dalam air. Filter air Nazava pun telah memenuhi syarat dari standar baku mutu air minum di Indonesia yang mempunyai batas maksimum 500mg/l. Bahkan, tidak saja untuk keperluan air minum, Nazava juga menyediakan filter air keran, pemurni air UVC, dan penyaring air kotor menjadi bersih.
(Sumber: nazava.com)